washclubmiami.com – Zelensky Ubah Sikap untuk mengusulkan pertukaran wilayah dalam perundingan dengan Rusia. Tawaran ini menandai perubahan sikapnya, setelah sebelumnya menolak memberikan konsesi teritorial kepada Moskow sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Zelensky menyampaikan tawaran ini menjelang pertemuannya dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance di Munich, Jerman. Dalam wawancara dengan The Guardian, ia mengungkapkan bahwa Ukraina siap melakukan pembicaraan serius terkait konflik yang berkepanjangan.
“Baca juga : Jadwal & Harga Tiket Kereta Lebaran 2025, Cek Info Lengkapnya!”
Zelensky Siap Tukar Wilayah dengan Rusia
Dalam wawancara pada Selasa (11/2), Zelensky menyatakan kesiapannya untuk menukar wilayah dengan Rusia.
“Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lainnya,” katanya, seperti dikutip dari AFP.
Ia mengacu pada wilayah Kursk di Rusia, yang sempat direbut oleh pasukan Ukraina dalam serangan mendadak tahun lalu.
Zelensky juga mengakui bahwa Ukraina tidak bisa hanya mengandalkan jaminan keamanan dari mitra-mitra di Eropa.
“Jaminan keamanan tanpa Amerika bukanlah jaminan yang sesungguhnya,” ujarnya.
Rusia Menolak Tawaran Zelensky
Zelensky ubah sikap demi tawarannya tsb, Moskow merespons tawaran Zelensky dengan nada skeptis. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menyebut tawaran tersebut sebagai “omong kosong” dan tidak memiliki dasar yang kuat.
Medvedev, yang pernah menjabat sebagai Presiden Rusia dari 2008 hingga 2012, menegaskan bahwa Rusia tidak tertarik dengan gagasan pertukaran wilayah.
“Satu-satunya cara bagi Ukraina untuk pulih adalah merasa seperti orang Rusia lagi,” tulis Medvedev dalam komentarnya di Telegram.
Ia juga mengecam Zelensky dengan menyebutnya sebagai “badut haram” yang ketakutan dan berbicara tanpa dasar yang jelas.
Medvedev menegaskan bahwa Rusia telah menunjukkan dominasi militernya dan bisa mencapai perdamaian dengan kekuatan, termasuk melalui serangan drone dan rudal yang menargetkan Kyiv pada Rabu (12/2).
Trump dan Isyarat Rusia untuk Perdamaian
Di sisi lain, tawaran Zelensky muncul setelah Rusia membebaskan seorang warga AS, Marc Fogel, yang ditahan sejak 2021 atas tuduhan narkoba.
Mantan Presiden AS Donald Trump menyambut baik langkah ini dan menyebutnya sebagai isyarat niat baik dari Moskow untuk mengakhiri perang.
Trump mengungkapkan bahwa pembebasan Fogel dilakukan setelah utusan khususnya, Steve Witkoff, berkunjung ke Rusia. Kunjungan itu menjadi yang pertama bagi pejabat pemerintahan Trump ke negara tersebut.
“Kita diperlakukan dengan sangat baik oleh Rusia. Saya berharap ini adalah awal dari hubungan baru untuk mengakhiri perang ini,” kata Trump kepada wartawan.
Gedung Putih menggambarkan pembebasan Fogel sebagai bagian dari pertukaran tahanan. Presiden USA juga mengisyaratkan bahwa tahanan lain akan dibebaskan pada Rabu (12/2), meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Trump Janjikan Solusi untuk Perang Ukraina
Trump telah berulang kali menyatakan bahwa ia bisa mengakhiri perang di Ukraina jika kembali berkuasa.
Ia berencana menggunakan bantuan militer AS senilai miliaran dolar yang telah dikirim ke Ukraina di bawah pemerintahan Joe Biden, untuk menekan Kyiv agar bersedia memberikan konsesi teritorial kepada Rusia.
Sebelumnya, Trump pernah menyatakan bahwa Ukraina “mungkin akan menjadi bagian dari Rusia suatu hari nanti”, sebuah pernyataan yang menuai kontroversi di AS dan Eropa.
Kesimpulan
Zelensky ubah sikap dengan Tawaran untuk menukar wilayah dengan Rusia menunjukkan perubahan besar dalam pendekatannya terhadap konflik ini. Namun, Rusia menolak mentah-mentah gagasan tersebut, menyebutnya tidak masuk akal.
Di sisi lain, Donald Trump melihat peluang dalam hubungan AS-Rusia untuk membuka jalan menuju perdamaian. Dengan pemilu AS yang semakin dekat, sikapnya terhadap konflik Ukraina bisa menjadi faktor kunci dalam kebijakan luar negerinya.
“Baca juga : Jeje Slebew Citayam Fashion Week Viral Jualan Kopi”
Bagaimana nasib perundingan ini ? Apakah Rusia dan Ukraina bisa menemukan titik temu? Semua mata kini tertuju pada Konferensi Keamanan Munich dan bagaimana pertemuan antara Zelensky dan JD Vance akan berdampak pada masa depan konflik ini.