Pakistan Ancam Balas Serangan India yang Tewaskan 3 Warga

Pakistan Ancam Balas Serangan India yang Tewaskan 3 Warga

washclubmiami.com – Tewaskan 3 warga sipil Pakistan setelah India meluncurkan serangan rudal ke wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan. Korban termasuk seorang anak-anak. Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengkonfirmasi insiden ini terjadi di lima lokasi berbeda.

“Baca juga : Beberapa Merek Siap Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia”

India mengklaim menyerang sembilan target yang mereka sebut sebagai “kamp teroris”. Serangan ini merupakan respons atas insiden 22 April lalu di Pahalgam, Kashmir India, yang menewaskan 26 wisatawan Hindu. New Delhi menuduh kelompok Lashkar-e-Taiba dari Pakistan berada di balik serangan tersebut.

“Kami akan membalas di waktu yang tepat,” tegas Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, juru bicara militer Pakistan. Beberapa jam setelah pernyataan ini, India melaporkan tembakan artileri Pakistan melintasi Garis Kontrol di Kashmir.

Kedua negara saling bertukar tembakan setiap malam sejak 24 April. Serangan terbaru pada 7 Mei 2025 ini memperburuk ketegangan antara dua negara nuklir tersebut. Masyarakat internasional terus mendesak kedua pihak untuk menahan diri.

Konflik India-Pakistan over Kashmir telah berlangsung sejak 1947. Wilayah ini menjadi titik panas yang kerap memicu krisis militer. Pakar keamanan memperingatkan eskalasi kali ini berpotensi berkembang menjadi konflik terbuka.

Pemerintah Pakistan melaporkan ledakan terjadi di tiga lokasi di Kashmir Pakistan dan dua lokasi di Punjab. Warga setempat mengaku mendengar suara ledakan keras sebelum mengetahui korban jiwa. India belum memberikan komentar rinci tentang korban sipil.

Kedua negara memperkuat posisi militer di sepanjang perbatasan. Analis memperkirakan ketegangan akan terus berlanjut hingga ada intervensi pihak ketiga atau salah satu pihak menunjukkan sikap melunak.

“Baca juga : Rutinitas Sebelum Tidur Ini Bisa Tajamkan Kecerdasan Otak”

Situasi ini mengancam stabilitas kawasan Asia Selatan. PBB dan negara-negara besar telah menyerukan dialog untuk mencegah konflik lebih luas. Namun hingga kini belum terlihat tanda-tanda de-eskalasi dari kedua belah pihak.