washclubmiami.com – Rudal balistik yang dilancarkan Iran secara besar-besaran ke Israel sejak Sabtu (14/6) hingga Minggu (15/6). Serangan ini menembus sistem pertahanan Iron Dome Israel dan memaksa warga berlindung.
Televisi pemerintah Iran menyebut operasi ini sebagai “Operation Hones Promise 3”. Serangan balasan ini merespons tewasnya sejumlah petinggi militer Iran dalam insiden sebelumnya.
“Baca juga : Pengacara Jokowi: Desakan Ijazah Adalah Kriminalisasi”
Iron Dome yang biasa menghalau 90% serangan roket ternyata tidak efektif hadapi rudal balistik Iran. Beberapa rudal berkecepatan tinggi berhasil mencapai wilayah Israel meski sebagian berhasil ditangkis.
Bulgarian Military melaporkan Iron Dome memang tidak dirancang untuk rudal balistik. Sistem ini hanya efektif hadapi roket berkecepatan rendah dari kelompok militan.
Rudal Iran seperti Shahab-3 dan Zolfaghar melaju dengan kecepatan melebihi 5 Mach. Lintasannya yang melengkung tinggi membuatnya sulit dihadapi sistem pertahanan konvensional.
Israel sebenarnya memiliki sistem pertahanan berlapis untuk ancaman berbeda:
- Arrow 2 dan Arrow 3 untuk rudal balistik fase tengah/akhir
- David’s Sling untuk ancaman jarak menengah
- Iron Dome khusus untuk roket jarak pendek
Video tembusnya pertahanan Israel viral di media sosial. Momen ini memicu diskusi global tentang efektivitas sistem pertahanan udara modern.
Pakar militer menjelaskan rudal balistik membutuhkan pendekatan pertahanan berbeda. Kecepatan tinggi dan lintasan kompleks membuatnya lebih sulit diintervensi dibanding roket biasa.
Serangan ini menjadi ujian nyata bagi pertahanan Israel. Pemerintah Israel kini mengevaluasi celah keamanan dan menyiapkan respons lebih komprehensif.
Warga Israel masih waspada karena ancaman serangan lanjutan tetap ada. Pemerintah setempat terus memantau perkembangan dan mengupdate sistem peringatan dini.
“Baca juga : Piala Dunia Antarklub: PSG vs Atletico Malam Ini”
Insiden ini menunjukkan perlunya pengembangan sistem pertahanan udara yang lebih canggih. Negara-negara lain kini mungkin akan mengevaluasi ulang strategi pertahanan udaranya.