washclubmiami.com – Pemerintah Maroko di era pemerintahan Raja Mohammed VI untuk pertama kalinya warga Maroko merayakan Idul Adha tanpa ritual penyembelihan hewan. Keputusan ini muncul sebagai respons terhadap krisis ekonomi dan kelangkaan domba yang melanda negara itu.
“Baca juga : Perjanjian Dagang 80% Produk RI Segera Bebas Tarif Di Uni Eropa”
Latar Belakang Keputusan
Maroko menghadapi tiga masalah utama:
- Harga domba melonjak hingga $600 per ekor
- Populasi domba turun 38% setelah 7 tahun kekeringan
- Upah minimum hanya $335/bulan
Raja Mohammed VI mengeluarkan surat edaran melalui Menteri Urusan Islam pada Februari 2025. Surat itu menyatakan raja akan berkurban atas nama seluruh rakyat Maroko.
Dampak pada Tradisi
Idul Adha biasanya melibatkan:
- Penyembelihan domba oleh setiap keluarga
- Pembagian daging kepada kerabat dan fakir miskin
- Kegiatan sosial dan keagamaan masif
Tahun ini menjadi pengecualian sejak era Raja Hassan II yang pernah membatalkan kurban tiga kali karena alasan serupa.
Respons Pemerintah
Pemerintah Maroko mengambil langkah pendukung:
- Mengalokasikan $76,5 juta untuk restrukturisasi sektor peternakan
- Menghapus utang 50.000 peternak kecil
- Memberikan bantuan pangan alternatif
Reaksi Publik
Mohammed Jadri, ekonom Maroko, mendukung keputusan ini:
“Kebijakan ini melindungi masyarakat dari beban finansial di tengah penurunan daya beli yang tajam.”
Beberapa kelompok tetap berusaha mempertahankan tradisi dengan cara:
- Patungan membeli hewan kurban
- Menggunakan jasa kurban kolektif
- Berbagi paket makanan pengganti daging
Proyeksi ke Depan
Pemerintah berjanji akan:
- Memperbaiki sistem irigasi pertanian
- Meningkatkan stok pakan ternak
- Mengembangkan program ketahanan pangan
“Baca juga : MIND ID Andalkan Inovasi Kurangi Sampah Plastik Nasional”
Keputusan kontroversial ini menunjukkan bagaimana negara Muslim modern menyeimbangkan antara tradisi agama dan realitas ekonomi.