washclubmiami.com – Negara ini menghadapi ancaman nyata akibat perubahan iklim, Tuvalu negara kepulauan kecil di Samudra Pasifik yang kini ribuan penduduknya kini berebut kesempatan pindah ke Australia melalui program visa khusus.
“Baca juga : CONCACAF Tolak Negara Pulau Terbesar di Piala Dunia”
Dalam empat hari setelah pendaftaran dibuka pada 16 Juni 2025, sebanyak 3.125 warga Tuvalu mendaftar untuk program visa iklim Australia. Program ini merupakan hasil perjanjian bilateral yang ditandatangani kedua negara pada 2023, bertujuan melindungi warga Tuvalu dari dampak langsung krisis iklim.
Visa ini menyediakan 280 kuota per tahun dan akan didistribusikan melalui sistem undian (lotre). Pendaftaran tahap pertama ditutup pada 18 Juli 2025. Hasil undian akan diumumkan pada akhir bulan tersebut, dan imigran pertama dijadwalkan tiba di Australia sebelum akhir tahun.
Bagi warga Tuvalu yang berhasil, visa ini memberikan hak tinggal serta akses langsung ke layanan penting di Australia. Fasilitas tersebut meliputi pendidikan, asuransi kesehatan Medicare, dukungan disabilitas (NDIS), subsidi pengasuhan anak, dan bantuan sosial lainnya.
“Ini adalah bentuk pengakuan Australia terhadap kerentanan negara-negara Pasifik terhadap perubahan iklim,” kata Kementerian Luar Negeri Australia, dikutip dari Gizmodo (29 Juni 2025).
Tuvalu Terancam Tenggelam, Ribuan Warga Daftar Visa Iklim Australia Demi Masa Depan
Menurut sensus 2022, populasi Tuvalu hanya sekitar 10.643 jiwa. Negara ini memiliki rata-rata ketinggian kurang dari tiga meter di atas permukaan laut. Penelitian NASA memproyeksikan kenaikan air laut global mencapai 15 cm dalam 30 tahun ke depan. Kenaikan ini bisa menyebabkan sebagian besar wilayah Tuvalu tidak lagi layak huni.
Ibukota Tuvalu, Funafuti, yang menampung 60% penduduk negara itu, telah mencatat kenaikan permukaan laut sekitar 14 cm dalam tiga dekade terakhir. Ilmuwan memperkirakan bahwa pada tahun 2050, setengah dari wilayah Funafuti akan rutin tergenang air laut saat pasang.
Kondisi ini telah memperburuk kualitas hidup warga. Air asin mencemari sumber air tanah dan lahan pertanian. Warga terpaksa mengandalkan air hujan yang ditampung dalam tangki serta meninggikan kebun mereka. Situasi ini meningkatkan risiko kekeringan, kelangkaan air bersih, dan penyakit.
Langkah Australia membuka pintu bagi pengungsi iklim menandai momen penting dalam kebijakan global. Ini adalah skema pertama di dunia yang secara eksplisit ditujukan untuk migrasi akibat perubahan iklim.
“Baca juga : Dolar AS Melemah, Pasar Ragu Arah The Fed-Trump”
Dengan waktu yang terus berjalan dan permukaan laut yang terus naik, Negara ini kemungkinan akan menjadi salah satu negara pertama di dunia yang secara de facto kehilangan wilayah akibat krisis iklim. Program visa ini bisa menjadi contoh awal dari masa depan yang penuh tantangan, di mana migrasi iklim menjadi kenyataan global.