International

Negara-Negara Peminjam Dana China, Indonesia Termasuk?

washclubmiami.com – Negara-Negara dengan status negara berkembang yang meminjam dana dari China dengan total pinjaman US$441,8 miliar, menjadikan China sebagai kreditur terbesar dunia. Bank Dunia mencatat angka ini mencakup 5% dari total utang negara berpenghasilan rendah-menengah yang mencapai US$8,8 triliun.

“Baca juga : Meta dan Google Bangun Kabel Bawah Laut Baru ke Indonesia”

Laporan terbaru menunjukkan 75 negara termiskin dunia berhutang US$22 miliar (Rp357,94 triliun) ke China. Data 2024 mengungkap ada 84 yang memiliki utang ke Beijing, dengan Pakistan sebagai debitur terbesar senilai US$22,6 miliar.

Tiga besar dengan utang terbesar ke China:

  1. Pakistan: US$22,6 miliar (27% total utangnya)
  2. Argentina: US$21,2 miliar
  3. Angola: US$17,9 miliar

Indonesia berada di peringkat 35 dengan utang US$1,5 miliar. Djibouti menjadi yang paling terdampak dengan 45% utang luar negerinya berasal dari China.

Program Belt and Road Initiative (BRI) menjadi penyumbang utama utang ini selama 10 tahun terakhir. Namun banyak yang kini kesulitan membayar, membuat program ini mulai kehilangan momentum.

AS mengkritik BRI sebagai “diplomasi utang” yang menjebak. Lowy Institute memperingatkan pembayaran utang ini akan mengurangi alokasi dana untuk kesehatan dan pendidikan.

China kini menghadapi tekanan internasional untuk membantu restrukturisasi utang. Situasi ini memberi kesempatan pada pihak Barat merebut kembali pengaruh.

Namun AS mungkin kesulitan memanfaatkan peluang ini. Kebijakan era Trump yang mengurangi keterlibatan internasional masih berdampak hingga kini.

Analisis:

  1. Utang China tumbuh pesat dalam dekade terakhir
  2. BRI menjadi alat utama perluasan pengaruh ekonomi China
  3. Banyak yang mulai kesulitan membayar cicilan utang
  4. Krisis utang berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi global
  5. China kini dihadapkan pada tantangan diplomasi utang internasional

Dampak ke Indonesia:

  • Total utang ke China relatif kecil (US$1,5 miliar)
  • Posisi lebih baik dibanding Pakistan dan Argentina
  • Perlu kewaspadaan terhadap proyek-proyek berbasis utang
  • Peluang renegosiasi utang di masa depan

“Baca juga : Resident Evil 9 Rilis Februari 2026, Capcom Resmi Umumkan”

Proyeksi:
Para analis memprediksi China akan lebih fleksibel dalam penanganan utang negara berkembang. Tekanan internasional dan risiko kredit macet memaksa Beijing mempertimbangkan kebijakan baru.

beniss

Share
Published by
beniss

Recent Posts

Britney Spears Ganti Nama & Pindah ke Meksiko

washclubmiami.com - Britney Spears mengumumkan perubahan nama menjadi Xila Maria River Red. Penyanyi legendaris ini…

10 hours ago

Trump Memblokir Visa Usai Gagal Cegah Mahasiswa Asing

washclubmiami.com - Trump Memblokir visa bagi mahasiswa asing baru yang ingin kuliah di Harvard. Keputusan…

3 days ago

Pemerintah Maroko Larang Warga Berkurban, Ini Alasan Resminya

washclubmiami.com - Pemerintah Maroko di era pemerintahan Raja Mohammed VI untuk pertama kalinya warga Maroko…

4 days ago

Lima WNI Bebas dari Tuduhan Curi Data Jet KF-21 di Korsel

washclubmiami.com - Lima WNI sebagai teknisi dibebaskan oleh pemerintah Korea Selatan yang bekerja di Korea…

5 days ago

Gunung Berapi di Antartika Muntahkan Emas Rp 91 Juta per Hari

washclubmiami.com - Gunung berapi Erebus di Antartika menciptakan fenomena geologi unik dengan memuntahkan partikel emas…

6 days ago

Lee Jae-myung Resmi Gantikan Yoon Suk Yeol sebagai Presiden

washclubmiami.com - Lee Jae-myung secara resmi ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Korea Selatan sebagai presiden terpilih…

1 week ago