Babi Jadi Tanda Kabar Baik Perang Dagang AS-China

Babi Jadi Tanda Kabar Baik Perang Dagang AS-China

washclubmiami.com – Perang dagang AS-China berdampak pada diperbarui nya ratusan fasilitas daging babi dan unggas Amerika Serikat (AS) untuk mengekspor produk ke China. Pembaruan ini datang setelah ketegangan dalam perang dagang antara AS dan China, yang meningkat saat Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS.

“Baca juga : Toyota Avanza 2025 Resmi Meluncur,ini Spesifikasi & Harganya”

Situs web bea cukai China mengungkapkan bahwa pendaftaran fasilitas ini telah diperbarui hingga tahun 2030. Namun, meski ada perkembangan positif, sekitar 1.000 peternak AS masih tercatat dalam daftar larangan ekspor ke China. Beijing mengharuskan eksportir makanan untuk mendaftar di bea cukai sebelum produk mereka bisa masuk ke pasar China.

Departemen Pertanian AS belum memberikan komentar resmi mengenai hal ini. Sebelumnya, badan tersebut mengungkapkan bahwa China tidak merespons permintaan berulang dari AS untuk memperbarui pendaftaran pabrik-pabrik tersebut.

Meskipun demikian, pelaku industri ekspor daging AS merasa lega dengan pembaruan ini. Mereka menghadapi tantangan besar, terutama dalam perseteruan perdagangan dengan negara-negara pengimpor utama seperti China dan Kanada di bawah pemerintahan Trump. Keputusan China untuk memperbarui pendaftaran fasilitas daging babi AS menjadi kabar baik di tengah penurunan ekspor unggas AS akibat wabah flu burung.

Sektor peternakan

Greg Tyler, Presiden dan CEO Komisi Daging Ayam dan Telur, menyatakan, “Ekspor produk unggas AS menurun karena wabah flu burung, tetapi China tetap menjadi pasar yang penting. Kami membutuhkan pasar ini tetap terbuka, dan pembaruan ini sangat krusial untuk itu,” dikutip dari Reuters pada 18 Maret 2025.

Di sisi lain, pelaku usaha berharap pemerintah China memberikan pelonggaran serupa untuk ekspor daging sapi. Sejak awal, Beijing menahan perpanjangan fasilitas ekspor daging sapi karena mereka ingin mengendalikan pasokan impor, di tengah kelebihan stok daging di pasar domestik.

Joe Schuele, juru bicara Federasi Ekspor Daging AS, menyampaikan, “Kami senang melihat kemajuan pada ekspor daging babi. Kami berharap perkembangan serupa dapat segera terjadi pada daging sapi.”

Beijing juga mengenakan tarif balasan pada produk pertanian AS yang bernilai sekitar US$21 miliar (Rp345 triliun). Ini termasuk bea masuk 10% untuk daging babi, sapi, dan susu.

Pada tahun 2024, AS berada di posisi ketiga sebagai pemasok daging terbesar bagi China berdasarkan volume, setelah Brasil dan Argentina. AS menyumbang 9% dari total impor daging China. Pengiriman daging AS ke China tercatat senilai US$2,5 miliar (Rp41 triliun) pada tahun lalu, menjadikannya eksportir terbesar kedua berdasarkan nilai.

“Baca juga : Diskon Gila HP Samsung Jelang Lebaran, Cek Daftarnya”

Pembaruan pendaftaran ini memberi angin segar bagi eksportir daging AS, yang berharap untuk melihat dampak positif jangka panjang pada pasar China yang sangat penting bagi industri ini.