washclubmiami.com – Diduga lecehkan wanita di desa Abdelghaya Souahel, Maroko seorang turis Jerman menghadapi konsekuensi tragis. Warga setempat yang murka melakukan tindakan ekstrem dengan mengamputasi alat kelamin pria tersebut.
Menurut laporan Akhbar-Rif, insiden ini terjadi pada Selasa (20/5). Warga langsung mengejar dan memukuli turis itu setelah mengetahui aksi pelecehannya. Pasukan Gendarmerie Kerajaan segera merespon dan membawa korban ke Rumah Sakit Regional Mohammed VI untuk perawatan darurat.
“Baca juga : Tania, Dosen UPI Lulus Doktor Termuda ITB di Usia 25”
Pihak berwenang telah menahan turis tersebut sebagai tersangka utama. Kejaksaan setempat memerintahkan penyelidikan menyeluruh untuk mengungkap motif dan kronologi kejadian.
Kasus ini menyoroti masalah pelecehan turis terhadap warga lokal di daerah pedesaan. Bulan lalu, seorang turis Inggris juga terlibat skandal pelecehan terhadap anak-anak suku San di Namibia.
Inspektur Maureen Mbeha mengungkapkan tersangka Inggris itu diduga melecehkan 16 remaja perempuan dan 17 remaja laki-laki. Pelaku memberi permen dan uang sebagai imbalan kepada korban.
Juru bicara Kementerian Pariwisata Namibia menyatakan kejadian ini melanggar hak privasi dan martabat anak-anak. “Ini menunjukkan ketidakhormatan terhadap budaya masyarakat San,” tegas Ndeshipanda Hamunyela.
Kasus-kasus ini memicu pertanyaan tentang:
- Etika berwisata di komunitas adat
- Perlindungan hukum bagi warga lokal
- Sistem pengawasan aktivitas turis
Pemerintah Maroko dan Namibia kini meningkatkan pengawasan terhadap wisatawan asing. Mereka berkomitmen melindungi warga dari pelecehan sekaligus menjaga reputasi pariwisata negara.
Fakta Penting:
- Turis Jerman dapat perawatan intensif di rumah sakit
- Pihak berwenang masih menyelidiki motif pelecehan
- Kasus serupa terjadi di Namibia bulan lalu
- Pelecehan terhadap suku adat semakin marak
- Pemerintah meningkatkan pengawasan wisatawan
“Baca juga : Sun Life Ajak Generasi Muda Hidup Sehat Lewat Edukasi”
Insiden ini menjadi peringatan keras bagi wisatawan untuk menghormati budaya dan norma masyarakat lokal. Pelaku pelecehan harus siap menghadapi konsekuensi hukum maupun sosial yang berat.